Jumat, 01 April 2016

MANFAAT CYANOPHYTA PADA LAHAN PERTANIAN







            Cyanophyta (ganggang hijau biru) atau yang sering disebut pula dengan Cyanobacteria merupakan salah satu divisi pada kingdom monera pada sistem klasifikasi lima kingdom. Cyanophyta memiliki manfaat yang cukup penting dalam penyuburan tanah terutama lahan pertanian. Hal ini dikarenakan Cyanobacteria merupakan komponen penting dalam siklus nitrogen dan produsen.

            Cyanophyta berperan penting untuk menambah materi-materi organik ke dalam tanah. Cyanobacteria ada yang hidup di lapisan topsoil tanah. Cyanophyta dapat mengurangi erosi dengan cara mengikat partikel-partikel tanah. Pada saat kondisi lembab, partikel-partikel tanah menemel pada filament Cyanophyta yang lengket. Selain itu, ketika filament dalam kondisi lembab, filament tersebut menyerap air dan membesar sepuluh kali lipat dari ukuran aslinya. Hal tersebut membantu menyimpan kelembapan pada lapisan topsoil tanah tempat akar tanaman dan organisme lain tumbuh.

            Cyanophyta juga termasuk salah satu dari sedikit kelompok organisme yang mampu mengubah nitrogen bebas menjadi bentuk organik, seperti nitrit (NO2), nitrat (NO3), atau ammonia. Nitrit, nitrat, dan ammonia merupakan bentuk terikat dari nitrogen yang dibutuhkan tumbuhan untuk pertumbuhannya. Kemudian tumbuhan mengubah nitrogen tersebut menjadi protein dan asam nukleat. Pada Cyanophyta berbentuk filament (berbentuk benang), fiksasi (pengikatan) nitrogen terjadi di dalam sel khusus yang disebut heterosista. Ukuran heterosista lebih besar dibandingkan sel didekatnya serta memiliki dinding sel yang lebih tebal. Heterosista mengandung enzim nitrogenase yang penting untuk proses fiksasi nitrogen.

            Lingkungan di dalam sel heterosista merupakan lingkungan anaerob karena proses fiksasi nitrogen hanya dapat berlangsun dalam kondisi anaerob. Karena kemampuannya mengikat nitrogen ini, Cyanophyta potensial digunakan sebagai pupuk hayati (biofertillizer). Berdasarkan penelitian oleh Mary Ann Bruns yaitu professor dari asosiasi ilmu ekosistem dan managemen di Penn State's College of Agricultural Sciences, ia mempekirakan bahwa nitrogen yang diikat oleh Cyanophyta dapat menggantikan hingga 25 pound per acre nitrogen yang diproduksi. Tapi yang terbaik dari semuanya yaitu, Cyanophyta dan lumut serta ganggang terkait dapat mengambil kelebihan nitrogen, menjaga dari yang hilang melalui limpasan atau pencucian, dan melepaskannya lebih lambat selama musim tanam. Biofilm ini juga berfungsi untuk membuat permukaan tanah yang lebih kohesif dan tahan terhadap erosi, dan mereka tidak akan memfiksasi nitrogen dari udara jika sudah ada adalah nitrogen dalam tanah. Contoh Cyanophyta yang dapat mengikat nitrogen bebas adalah Nostoc commune dan Anabaena.

            Kemudian, beberapa jenis Cyanophyta ada bersimbiosis dengan lumut hati, lumut kerak, paku, pakis haji, protozoa berflagella, dan ganggang sejati. Kadang kata simbiosis itu merupakan endosimbion pada sel-sel eukariota. Contohnya, Anabaena azollae bersimbiosis pada akar sikas atau jaringan paku air Azolla pinnata. Dalam simbiosis tersebut, Anabaena azollae berada dalam akar-akarnya yang disebut akar-akar bunga karang dan mengikat nitrogen agar dapat digunakan oleh tanaman paku air. Cyanophyta tersebut melakukan fiksasi nitrogen dari udara dan mengubahnya dengan ammonia. Akibatnya, Azolla pinnata banyak mengandung ammonia (NH3). Hal demikian menguntungkan petani. Azolla pinnata dapat dijadikan pupuk hijau yang mengandung nitrogen sehingga simbiosis antara Anabaena azollae dan tanaman paku air tersebut banyak digunakan petani untuk menyuburkan tanah pertanian, misalnya sawah. Contoh lain dari simbiosis Cyanophyta juga yaitu simbiosis antara Anabaenacycadae dengan akar pakis haji (Cycas rumphii).

            Selain Anabaena azollae, Cyanophyta lainnya yang bermanfaat dalam menyuburkan lahan pertanian yaitu Nostoc commune dan Gloeocapsa. Perendaman sawah selama musim hujan mengakibatkan Nostoc tumbuh subur dan memfiksasi N2 dari udara sehingga dapat membantu penyediaan nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi. Kemudian kemampuan Cyanophyta dalam mengikat nitrogen juga menyebabkan Cyanophyta dapat berperan sebagai vegetasi perintis. Sebagai vegetasi peintis, Cyanophyta membentuk lapisan pada permukaan tanah gundul sehingga mampu hidup pada lingkungan yang kurang menguntungkan dimana tumbuhan lain tidak dapat hidup di daerah itu.


REFERENSI
Anonim. 2011. Peran Bakteri, Monera dan Cyanophyta. Diakses dari http://zonabawah.blogspot.co.id/2011/05/peranan-bakteri-monera-dan-cyanophyta.html (pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 22.23 WITA).
Anonim. 2012. Peran Cyanobacteria dalam Kehidupan Keuntungan dan Kekurangan. Diakses dari
http://black-worm.blogspot.co.id/2012/10/peran-cyanobacteria-dalam-kehidupan.html (pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 22.19 WITA).
Anonim. 2015. Manfaat dan Peranan Ganggang Biru (Cyanobacteria). Diakses dari http://www.biologipedia.com/manfaat-dan-peranan-ganggang-biru-cyanobacteria.html/2 (pada tanggal 17 Maret 2016 pukul 16.48 WITA).

Moehadi, Dewinta. 2013. Cyanobacteria. Diakses dari
http://egha7foldmrspurpleblackz.blogspot.co.id/2013/02/cyianobacteria.html (pada tanggal 17 Maret 2016 pukul 16.55 WITA).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar